"Welcome to my blog, sharing knowledge and information"

Kamis, 24 Februari 2011

WISATA SEJARAH PULAU PENYENGAT

Pulau Penyengat, adalah sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 6 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota dari propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih hanya 2.500 x 750 m, dan berjarak lebih kurang 35 km dari pulau Batam. Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita liat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

MESJID RAYA SULTAN RIAU

Mesjid ini di bangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdul Rahman, pembangunan mesjid ini dilakukan secara bergotong royong oleh semua masyarakat penyengat pada masa itu.

Aspek yang paling menarik dalam pembangunan mesjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran semen untuk dinding mesjit. Mesjid ini merupakan bangunan yang unik dengan panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, rungan tempat sembahyang disangga oleh 4 buah tiang besar, atapnya berbentuk kubah sebanyak 13 buah dan menara sebanyak 4 sebuah, semuanya berjumlah 17 sesuai dengan rakaat sebahyang sehari semalam.

Di dalam mesjid ini juga terdapat kitab suci Al-Quran yang ditulis tangan, serta lemari perpustakaan kerajaan riau-lingga yang pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan islam sangat berkembang pesat pada masa itu.

KOMPLEKS MAKAM ENGKU PUTERI RAJA HAMIDAH

Di dalam kompleks makam yang memiliki struktur atap bersusun dengan ornamen yang indah ini terdapat beberapa makam pembesar kerajaan riau salah satu diantaranya adalah makam Enku Puteri. Engku Puteri yang memiliki naman lahir Raja Hamidah merupakan anak dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV.

Perkawinan dengan Sultan Mahmud mengantar Engku Puteri Raja Hamidah menjadi tokoh yang sangat penting dalam kerajaan Riau-Johor pada awal abad ke-19. Karena di dalam tangannya diamanahkan alat-alat kebesaran kerajaan (insignia atau rgelia). Tanpa alat-alat kebesaran itu penobatan seorang sultan menjadi tidak sah menurut adat setempat.

Pulau pengengat juga merupakan mas kawin dari Sultan Mahmud kepada Engku Puteri. Engku Puteri wafat pada tahun 1844. Selain makam Engku Puteri juga terdapat makam Raja Haji Abdullah Yang Dipertuan Muda Riau IX, dan makam Raja Ali Haji Sastrawan dari kerajaan Riau Lingga, karyanya yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas.

KOMPLEKS MAKAM RAJA HAJI FISABILLILLAH

Komplek makam ini terletak diatas bukit di selatan pulau Penyengat. Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV kerajaan Riau Lingga yang memerintah kerajaan dari tahun 1777-1784 merupakan figur legendaris dan pahlawan melayu.

Raja Haji Fisabilillah sangat gencar mengadakan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah, peristiwa yang terbesar adalah ketika meletusnya perang Riau. Pasukan Riau berhasil memukul mundur pasukan Belanda dari perairan Riau dan memenangkan pertempuran tersebut setelah berhasil menenggelamkan kapal Maraca Van Warden.

Raja Haji wafat pada 18 juni 1784 dikenal sebagai Marhum Teluk Ketapang. Oleh Belanda, Raja Haji dikenal juga sebagai Raja Api. Dan oleh Pemerintah Indonesia Raja Haji Fisabilillah dianugrahi menjadi pahlawan nasional. Disebelah komplek makam Raja Haji Fisabilillah juga terdapat makam Habib Syech, ulama terkenal semasa kerajaan Riau.

KOMPLEK MAKAM RAJA JAKFAR

Komplek makam Raja Jakfar adalah komplek makam yang baik diantara makam lainnya. Dilapisi dinding dengan pilar dan kubah kecil disamping terdapt kolam tempat berwudhu untuk sholat. Raja Jakfar adalah anak Raja Haji Fisabilillah, merupakan Yang Dipertuan Muda Riau VI.

Pada masa pemerintahannya ia memindahkan pusat kerajaan yang tadinya di hulu Riau ke pulau Penyengat. Ia memulai karirnya sebagai pengusaha pertambangan timah yang sukses di Kelang, Selangor.

Karena sering mengunjungi kota melaka beliau menjadi peka akan penataan kota dengan arsitektur yang sejalan dengan zaman. Karena itulah pulau Penyengat ditata dan dikelolanya dengan selera yang tinggi.

Dalam komplek makam Raja Jakfar juga terdapat makam Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau anak dari Raja Jakfar. Raja Ali merupakan figure yang taat beribadah. Pada masa pemerintahannya ia membuat kebijakan untuk mewajibkan kaum laki-laki melaksanakan sholat jumat dan mewajibkan kaum wanita untuk menggunakan busana muslimah.

KOMPLEK TENGKU BILIK

Bangunan yang megah ini menggambarkan betapa jayanya kerajaan Riau Lingga pada rentang tahun 1844. Bangunan tua yang mempunyai berarsitektur Eropa modern ini berada tepat disamping komplek makam Raja Jakfar.

Gedung tengku bilik ini mempunyai kemiripan dengan gedung kampung Gelam yang berada di Malaka. kemiripan arsitektur kedua gedung tersebut menunjukkan kuatnya jalinan persaudaran dan kerjasama dari dua kerajan besar pada saat itu.

ISTANA RAJA ALI

Istana Raja Ali juga dikenal dengan Istana Kantor, karena fungsi bangunan ini selain sebagai rumah juga sebagai kantor Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau.

Komplek istana ini sangat besar, ukurannya sekitar no meter, dikelilingi oleh tembok tebal lengkap dengan pintu gerbang dibagian belakangnya. Keagungan istana ini masih dapat kita lihat sampai saat ini.

Setelah wafat, Raja Ali dikenal dengan Marhum Kantor.

MAKAM RAJA ABDURRAHMAN

Raja Abdulrahman adalah Yang Dipertuan Muda VII kerajaan Riau Lingga. Ialah yang membangun mesjid pulau Penyengat.

Pada masa pemerintahannya terjadi pengacauan oleh bajak laut, dan campur tangan pihak Inggris mempersulit kedudukan Raja Abdulrahman.

Raja abdulrahman wafat pada tahun 1843, dengan gelar post humousnya adalah Marhum Kampung Bulang. Makamnya terletak di atas sebuah bukit yang memaparkan pemandangan pada mesjid yang dibangunnya.

BENTENG PERTAHANAN BUKIT KURSI

Dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah, yang pada masa itu menjadikan pulau Penyengat sebagai benteng pertahanan yang ampuh pada perang riau di benteng ini masih dapat kita jumpai parit pertahanan dan meriamnya.



PERIGI PUTERI/PERIGI KUNCI

Bangunan mungil yang berbentuk unik beratap kubah setengah slinde ini merupakan tempat pemandian bagi kaum wanita terutama para puteri bangsawan kerajaan Riau-Lingga.




MAKAM RAJA ALI HAJI

Makam Raja Ali Haji berada satu komplek dengan makam Raja Hamidah Engku Putri. Raja Ali Haji sangat termashyur dengan karyanya Gurindam 12, yang berisi tentang petunjuk menjalankan kehidupan sehari yang bertujuan untuk membentuk akhlak mulia dan menegakkan ajaran agama Islam.

Berikut ini adalah Salinan GURINDAM 12 yang amat tersohor itu :


INI GURINDAAM PASAL YANG PERTAMA

Barang siapa tiada memegang agama

Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat

Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah

Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri

Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia

Tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat

Tahulah ia dunia mudharat


INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA

Barang siapa mengenal yang tersebut

Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang

Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa

Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat

Tiadalah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji

Tiadalah ia menyempurnakan janji

INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA

Apabila terpelihara mata

Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping

Khabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah

Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan

Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh

Keluarlah fi’il yang tidak senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat

Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki

Daripada berjalan yang membawa rugi


INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT

Hati itu kerajaan di dalam tubuh

Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah

Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir

Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela

Nanti hilang akal di kepala

Jika sedikitpun berbuat bohong

Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Tanda orang yang amat celaka

Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah

Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar

Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor

Mulutnya itu umpama ketor

Di manakah salah diri

Jika tidak orang lain yang berperi

Pekerjaan takbur jangan direpih

Sebelum mati didapat juga sepih


INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA

Jika hendak mengenal orang berbangsa

Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia

Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia

Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu

Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal

Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai

Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai


INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM

Cahari olehmu akan sahabat

Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru

Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri

Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan

Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi

Yang ada baik sedikit budi


INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH

Apabila banyak berkata-kata

Di situlah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka

Itu tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat

Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih

Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencat (mencacat?) orang

Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur

Sia-sia sajalah umur

Apabila mendengar akan kabar

Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan

Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut

Lekaslah segala orang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar

Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar

Tidak boleh orang berbuat onar


INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN

Barang siapa khianat akan dirinya

Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya

Orang itu jangan engkau percaya

Lidah suka membenarkan dirinya

Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar

Biar daripada orang datangnya kabar

Orang yang suka menampakkan jasa

Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

Kejahatan diri disembunyikan

Kebajikan diri diamkan

Ke’aiban orang jangan dibuka

Ke’aiban diri hendaklah sangka


INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan

Bukannya manusia yaitulah syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua

Itulah iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja

Di situlah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda

Di situlah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan

Di situlah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua(h) yang hemat

Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru

Dengan syaitan jadi berseteru


INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH

Dengan bapa jangan derhaka

Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat

Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai

Supaya boleh naik ke tengah balai

Dengan kawan hendaklah adil

Supaya tangannya jadi kapil


INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS

Hendaklah berjasa

Kepada yang sebangsa

Hendak jadi kepala

Buang perangai yang cela

Hendaklah memegang amanat

Buanglah khianat

Hendak marah

Dahulukan hujjah

Hendak dimalui

Jangan memalui

Hendak ramai

Murahkan perangai


INI GURINDAM PASAL YANG KEDUABELAS

Raja mufakat dengan menteri

Seperti kebun berpagarkan duri

Betul hati kepada raja

Tanda jadi sebarang kerja

Hukum adil atas rakyat

Tanda raja beroleh inayat

Kasihkan orang yang berilmu

Tanda rahmat atas dirimu

Hormat akan orang yang pandai

Tanda mengenal kasa dan cindai

Ingatkan dirinya mati

Itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata

Kepada hati yang tidak buta


Senin, 14 Februari 2011

RAJA HAJI FISABILILLAH (YDM RIAU IV)


Raja Haji Fisabilillah lahir di Kota Lama, Hulu Sungai Riau, tahun 1725, meninggal di Ketapang (Malaka) 18 Juni 1784. Beliau adalah salah satu Pahlawan Nasional dari Kepulauan Riau. Dimakamkan di Pulau Penyengat Inderasakti. Nama beliau di abadikan dalam nama Bandar Udara di Tanjungpinang.



Riwayat Perjuangan

Raja Haji Fisabililah atau dikenal juga sebagai Raja Haji marhum Teluk Ketapang adalah (Raja) Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga-Johor-Pahang IV. Ia terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil membangun pulau Biram Dewa di sungai Riau Lama. Karena keberaniannya, Raja Haji Fisabililah juga dijuluki (dipanggil) sebagai Pangeran Sutawijaya (Panembahan Senopati) di Jambi. Ia gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Jenazahnya dipindahkan dari makam di Melaka (Malaysia) ke Pulau Penyengat oleh Raja Ja'afar (putra mahkotanya pada saat memerintah sebagai Yang Dipertuan Muda).