"Welcome to my blog, sharing knowledge and information"

Sabtu, 12 November 2011

Sasando



Alat musik sasando dari Nusa Tenggara Timur dan noken dari Papua telah didaftarkan ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.
"Kedua alat tersebut sudah didaftarkan ke UNESCO. Bahkan, kami khawatirkan akan hilang bukan karena diklaim negara lain, tetapi karena mereka (orang-orang) yang menggeluti musik sasando dan noken semakin habis," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Budi Priyadi di Denpasar, Rabu (9/11/2011).
Dengan pengakuan dari UNESCO, nantinya akan ada kewajiban bagi Indonesia untuk terus melestarikan dua warisan kebudayaan itu.
Budi mengharapkan alat musik sasando yang biasanya memiliki 23 senar dapat dimodifikasi menjadi 40 senar.
"Kami harapkan ini bisa disetujui oleh UNESCO karena bukan hanya Indonesia yang mendaftarkan warisan kebudayaannya ke UNESCO," kata Budi.
Ia mengakui, sudah ada beberapa warisan budaya Bali yang diakui UNESCO. Namun, jika dibandingkan dengan negara lain, warisan kebudayaan Indonesia yang diakui telah didaftarkan UNESCO masih terbilang minim.
"Kekayaan Indonesia sedikit sekali yang diakui UNESCO, lebih banyak Jepang dan Korea. Padahal, kebudayaan kita lebih banyak daripada Jepang dan Korea," katanya.
Budi mengatakan, sasando dan noken akan diumumkan tahun 2013 karena baru didaftarkan tahun ini, sedangkan yang akan diumumkan tahun ini adalah tari saman, Aceh, yang telah didaftarkan tahun lalu.
Selain itu, kata dia, semua tarian tradisional Bali sudah didaftarkan di UNESCO. Begitu juga Taman Mini Indonesia Indah juga telah didaftarkan.
"Kami sudah melakukan penelitian, sudah verifikasi, dan sudah didaftarkan di UNESCO. Tahun 2013 juga akan diumumkan," katanya.

Selasa, 18 Oktober 2011

Bahan Ajar Kepariwisataan Nusantara

Berikut ini adalah bahan ajar untuk kompetensi Kepariwisataan Nusantara. Silahkan anda mendownload dari link dibawah ini :
1. Kepariwisataan Provinsi Bangka Belitung

Selasa, 07 Juni 2011

“Kisah Tunai Janji Sang Ratu”

Pagi-pagi seorang prajurit bangun dari mimpinya yang sungguh indah, dikarenakan sang prajurit harus bekerja dan mengikuti apel pagi itu. Sesampainya di markas, sang prajurit absen dengan alat absen canggih (identifikasi kornea mata dan suara) yang dimana-mana tempat (keraton) di Kerajaan itu belum ada. Sang Prajurit absen jam tujuh lewat lima menit, masih ada waktu sekitar sepuluh menit buat sang prajurit duduk-duduk di meja kerjanya. Jam tujuh lima belas menit apel dimulai, sang Ratu yang menjadi Inspektur upacara pada pagi itu. Apel hari itu terasa agak spesial karena sang Ratu yang menjadi inspektur upacara dan juga diundang para prajurit yang berhasil mendapat angka sempurna (sepuluh) pada saat Ujian Ketangkasan beberapa waktu yang lalu. Apel pun berlangsung dengan agak tertib dengan amanat yang panjang lebar dari inspektur upacara. Sementara para prajurit terlihat gelisah karena upacara kali ini agak sedikit lama terasa karena pagi itu matahari sumringah bersinar dengan cerahnya. Setelah apel selesai ternyata ada acara tambahan yaitu pemberian hadiah (tunai janji) kepada para prajurit yang berhasil mendapatkan nilai sepuluh pada saat Ujian ketangkasan, Pelatih, dan Senopati beserta Panglima.

Satu persatu para prajurit tersebut dipanggil dan menerima amplop tunai janji sang Ratu, berikutnya disusul oleh Senpati dan Pelatih, kemudian disusul juga oleh Panglima. Tidak semua Pelatih, senopati dan Panglima yang dapat hadiah tunai janji sang Ratu tersebut. Hanya mereka yang masih berdiri tegak di lapangan upacara saja yang diberikan hadiah tunai janji tersebut.

Sungguh keikhlasan yang kurang ikhlas.

Inikah yang disebut keikhlasan?

Sungguh adil yang kurang berkeadilan.

Inilah yang disebut adil?

Sungguh tunai janji yang tidak tertunaikan seutuhnya.

Inikah janji yang tertunaikan?

Selasa, 31 Mei 2011

I La Galigo, Mutiara yang “Hilang”

I La Galigo tergurat di atas lembar-lembar lontar dalam bentuk puisi dengan bahasa Bugis kuno. Mahakarya ini diperkirakan ditulis pada kisaran abad ke-13 hingga abad ke-15 Masehi. Puisi dalam bentuk sajak bersuku lima yang menceritakan asal-usul manusia ini juga berfungsi sebagai almanak sehari-hari.

Patut dicatat bahwa naskah I La Galigo adalah karya sastra paling tebal sedunia, mengalahkan epik legendaris dari India, Mahabharata. Jumlah larik syair Mahabharata adalah 160.000 larik, sedangkan I La Galigo memiliki jumlah larik syair lebih dari dua kali lipatnya, yakni lebih kurang sebanyak 360.000 larik. Inilah mahakarya peradaban Bugis yang luar biasa.

Cerita I La Galigo dikembangkan melalui tradisi lisan masyarakat Bugis dan masih sering dilantunkan dalam pelaksanaan beberapa upacara adat Bugis. Sebagian rangkaian kisah dalam naskah monumental ini masih tersimpan di Museum I La Galigo, Makassar, Sulawesi Selatan. I La Galigo dinilai sebagai salah satu bukti bahwa orang Bugis adalah suku bangsa yang besar dan berperadaban tinggi. Namun, karya besar ini seolah tidak mendapat perhatian lagi, termasuk sosok Bissu (pelantun I La Galigo) yang sebenarnya memiliki peran sentral dalam pelestarian I La Galigo. Bissu seringkali menuai anggapan miring dari masyarakat hanya karena berjender ganda. Padahal, mereka adalah penjaga setia tradisi I La Galigo.

Cukupkah kita hanya sekadar membanggakan I La Galigo? Tentu saja tidak! Aksi nyata untuk melestarikan aset budaya ini jauh lebih penting daripada hanya membanggakannya semata. I La Galigo sudah kenyang akan sanjungan. Yang diperlukannya hanyalah perhatian yang serius dan berkelanjutan dari pihak-pihak terkait. Bentuk dari perhatian itu mungkin dapat dimulai dengan mengangkat derajat sosok Bissu.

Cerita tentang kebesaran bangsa Bugis seakan-akan hanya menjadi awan gelap di negeri sendiri, termasuk di tempat asalnya, Sulawesi Selatan. Di negeri para pelaut itu, I La Galigo hanya mengisi imajinasi di ruang ingatan orang semata. Hanya sedikit kalangan tertentu yang masih merawat mahakarya ini dengan sungguh-sungguh. Ironisnya, di luar negeri, I La Galigo justru lebih dihargai. Pada tahun 2004, misalnya, kisah dalam epik I La Galigo dipentaskan di berbagai belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan di negara-negara di Asia.

Baru pada tahun 2011 ini, I La Galigo pulang kampung ke tanah Bugis. Pada 22-24 April 2011, bertempat di pelataran Benteng Fort Rotterdam, Makassar, epik I La Galigo dipentaskan. Akan tetapi, pergelaran I La Galigo di Makassar masih menyisakan kesan miris karena pementasan ini justru disutradarai oleh seniman Barat, Robert Wilson, dan diadaptasi oleh Rhoda Gruer.

Sebuah kesalahan fatal jika epik seagung I La Galigo malah menjadi tamu di negeri sendiri. Kesadaran kita baru muncul ketika I La Galigo menjadi perbincangan media massa di luar negeri. Adalah sesuatu yang sungguh aneh ketika karya besar bangsa sendiri justru lebih dihargai di mancanegara daripada di negeri sendiri. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi.

__________

Dikutip dari Tulisan :

Yusuf Efendi, Redaktur www.MelayuOnline.com & www.WisataMelayu.com

Sumber Foto: http://www.indonesiakreatif.net/upload/Image/berita%20mei/la-galigo-4.jpg

Kamis, 05 Mei 2011

Akupunktur Efektif Atasi "Mata Malas"


KABAR gembira bagi anak-anak yang menderita lazy eye atau biasa disebut mata malas. Studi terbaru di Hong Kong mengungkapkan penyakit ini bisa diobati dengan akupunktur.

Menurut penulis studi Dr Dennis Shun-Chiu Lam, yang memimpin Department of Ophthalmology and Visual Sciences di Chinese University of Hong Kong, pada anak-anak yang berusia tiga sampai tujuh tahun, metode pengobatan akupunktur bersama penggunaan kacamata dapat membantu meningkatkan penglihatan, dibandingkan dengan hanya memakai kacamata.

>Penyakit mata malas (lazy eye) atau biasa disebut juga dengan amblyopia adalah ketika penglihatan pada satu mata lebih buruk daripada yang lain. Menurut American Academy of Ophthalmology, sekitar dua sampai tiga dari 100 orang menderita mata malas.

Mata malas berbeda dengan juling atau strabismus, yaitu ketika titik penglihatan berada dalam dua arah yang berbeda -walaupun banyak orang sering menggunakan kata "mata malas" untuk menggambarkan keduanya.

Di awal penelitian, semua kerusakan penglihatan anakanak yang menjadi partisipan berada dalam tingkat yang hampir sama, yaitu 20/63. Anak-anak yang menjalani pengobatan akupunktur dan menggunakan kacamata ternyata memiliki level penglihatan rata-rata 20/32 di mata yang kabur. Hal ini dibandingkan dengan level penglihatan 20/40 pada anak-anak yang hanya memakai kacamata.

Dr Marc Lustig, asisten profesor di Department Ophthalmology, New York University Medical Center, Amerika Serikat, menyebutkan, perbedaan antara 20/32 dan 20/40 adalah tentang perbandingan antara mereka yang dapat membaca hingga satu baris lebih bawah pada eye chart -tabel yang digunakan untuk memeriksa ketajaman penglihatan.

"Namun, tidak banyak perbedaan antara dua nilai penglihatan ini dalam kehidupan nyata," kata Lustig, yang tidak bekerja pada studi ini, seperti dikutip Reuters Health.

"Dan, penelitian ini tidak akan mengubah cara para dokter untuk mengobati mata malas pada anak-anak," lanjutnya.

Mata malas biasanya diobati dengan kacamata atau plester untuk melatih mata yang rusak untuk bekerja lebih baik. Jika tidak diobati, anakanak bisa mengalami kerusakan persepsi jarak atau malah kehilangan penglihatan secara permanen.

Menurut American Academy of Ophthalmology, setelah anak berusia sembilan tahun atau lebih, kerusakan ini tidak dapat lagi diperbaiki. Sebuah studi sebelumnya oleh kelompok yang sama menyatakan bahwa akupunktur dapat bekerja dengan baik sebagai plester untuk mengobati mata malas. Untuk studi ini, para peneliti memberikan kacamata China yang bersifat korektif untuk 83 anak-anak dengan mata malas.Setelah itu diukur seberapa baik mereka bisa melihat dari kedua mata.

Setengah dari anak-anak tersebut diobati dengan akupunktur lima kali seminggu selama 15 minggu secara bergantian.Mata mereka diuji pada 15, 30, dan 60 minggu setelahnya. Setelah 30 minggu, ketika kedua kelompok telah menerima baik kacamata dan akupunktur, level penglihatan di mata yang buruk adalah sekitar 20/30 pada kedua kelompok. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Ophthalmology ini sebagai crossover study (studi silang).

Itu berarti bahwa perawatan kelompok bergantian sehingga keduanya mempunyai waktu menggunakan kacamata saja dan dengan dan tanpa akupunktur.

"Dengan desain silang, setiap anak akan dijanjikan memiliki kesempatan untuk menerima pengobatan akupunktur sehingga lebih mudah untuk merekrut subjek penelitian dan dapat menurunkan angka putus sekolah," kata Lam.

"Ini adalah keterbatasan yang serius," ucap Dr Peter Lipson, internis di Michigan bagian tenggara, Amerika Serikat, yang tidak bekerja pada studi ini.

"Saya tidak berpikir ada niat jahat, tetapi jika Anda sudah tahu bahwa ini adalah orang-orang yang suka akupunktur, mereka akan sangat rentan terhadap efek bagus plasebo," komentarnya.

"Karena kedua kelompok menerima pengobatan akupunktur, manfaat (dari pengobatan ini) akan sama di kedua kelompok dan efek plasebo seharusnya sudah diminimalkan," kata Lam.

Secara keseluruhan, sebenarnya penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa metode akupunktur adalah sesuatu yang menggunakan efek plasebo.

"Jabat tangan yang hangat dan senyum, setidaknya juga bisa dilakukan," tutur Lipson.

Biaya pengobatan akupunktur sangat bervariasi, bergantung pada tempat Anda tinggal. Namun, umumnya berkisar dari USD25 (sekitar Rp225.000) sampai USD120 (Rp1.080.000) dalam sekali pengobatan. Dengan nilai seperti itu, berarti biaya perawatan pasien mata malas berdasarkan studi ini akan menelan antara USD1.875 (Rp16,875 juta) dan USD9.000 (Rp18 juta).

"Pemakaian plester mata biayanya sekitar USD10 (Rp90.000) per bulan," kata Lustig.

Kamis, 24 Februari 2011

WISATA SEJARAH PULAU PENYENGAT

Pulau Penyengat, adalah sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 6 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota dari propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih hanya 2.500 x 750 m, dan berjarak lebih kurang 35 km dari pulau Batam. Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita liat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

MESJID RAYA SULTAN RIAU

Mesjid ini di bangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdul Rahman, pembangunan mesjid ini dilakukan secara bergotong royong oleh semua masyarakat penyengat pada masa itu.

Aspek yang paling menarik dalam pembangunan mesjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran semen untuk dinding mesjit. Mesjid ini merupakan bangunan yang unik dengan panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, rungan tempat sembahyang disangga oleh 4 buah tiang besar, atapnya berbentuk kubah sebanyak 13 buah dan menara sebanyak 4 sebuah, semuanya berjumlah 17 sesuai dengan rakaat sebahyang sehari semalam.

Di dalam mesjid ini juga terdapat kitab suci Al-Quran yang ditulis tangan, serta lemari perpustakaan kerajaan riau-lingga yang pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan islam sangat berkembang pesat pada masa itu.

KOMPLEKS MAKAM ENGKU PUTERI RAJA HAMIDAH

Di dalam kompleks makam yang memiliki struktur atap bersusun dengan ornamen yang indah ini terdapat beberapa makam pembesar kerajaan riau salah satu diantaranya adalah makam Enku Puteri. Engku Puteri yang memiliki naman lahir Raja Hamidah merupakan anak dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV.

Perkawinan dengan Sultan Mahmud mengantar Engku Puteri Raja Hamidah menjadi tokoh yang sangat penting dalam kerajaan Riau-Johor pada awal abad ke-19. Karena di dalam tangannya diamanahkan alat-alat kebesaran kerajaan (insignia atau rgelia). Tanpa alat-alat kebesaran itu penobatan seorang sultan menjadi tidak sah menurut adat setempat.

Pulau pengengat juga merupakan mas kawin dari Sultan Mahmud kepada Engku Puteri. Engku Puteri wafat pada tahun 1844. Selain makam Engku Puteri juga terdapat makam Raja Haji Abdullah Yang Dipertuan Muda Riau IX, dan makam Raja Ali Haji Sastrawan dari kerajaan Riau Lingga, karyanya yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas.

KOMPLEKS MAKAM RAJA HAJI FISABILLILLAH

Komplek makam ini terletak diatas bukit di selatan pulau Penyengat. Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV kerajaan Riau Lingga yang memerintah kerajaan dari tahun 1777-1784 merupakan figur legendaris dan pahlawan melayu.

Raja Haji Fisabilillah sangat gencar mengadakan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah, peristiwa yang terbesar adalah ketika meletusnya perang Riau. Pasukan Riau berhasil memukul mundur pasukan Belanda dari perairan Riau dan memenangkan pertempuran tersebut setelah berhasil menenggelamkan kapal Maraca Van Warden.

Raja Haji wafat pada 18 juni 1784 dikenal sebagai Marhum Teluk Ketapang. Oleh Belanda, Raja Haji dikenal juga sebagai Raja Api. Dan oleh Pemerintah Indonesia Raja Haji Fisabilillah dianugrahi menjadi pahlawan nasional. Disebelah komplek makam Raja Haji Fisabilillah juga terdapat makam Habib Syech, ulama terkenal semasa kerajaan Riau.

KOMPLEK MAKAM RAJA JAKFAR

Komplek makam Raja Jakfar adalah komplek makam yang baik diantara makam lainnya. Dilapisi dinding dengan pilar dan kubah kecil disamping terdapt kolam tempat berwudhu untuk sholat. Raja Jakfar adalah anak Raja Haji Fisabilillah, merupakan Yang Dipertuan Muda Riau VI.

Pada masa pemerintahannya ia memindahkan pusat kerajaan yang tadinya di hulu Riau ke pulau Penyengat. Ia memulai karirnya sebagai pengusaha pertambangan timah yang sukses di Kelang, Selangor.

Karena sering mengunjungi kota melaka beliau menjadi peka akan penataan kota dengan arsitektur yang sejalan dengan zaman. Karena itulah pulau Penyengat ditata dan dikelolanya dengan selera yang tinggi.

Dalam komplek makam Raja Jakfar juga terdapat makam Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau anak dari Raja Jakfar. Raja Ali merupakan figure yang taat beribadah. Pada masa pemerintahannya ia membuat kebijakan untuk mewajibkan kaum laki-laki melaksanakan sholat jumat dan mewajibkan kaum wanita untuk menggunakan busana muslimah.

KOMPLEK TENGKU BILIK

Bangunan yang megah ini menggambarkan betapa jayanya kerajaan Riau Lingga pada rentang tahun 1844. Bangunan tua yang mempunyai berarsitektur Eropa modern ini berada tepat disamping komplek makam Raja Jakfar.

Gedung tengku bilik ini mempunyai kemiripan dengan gedung kampung Gelam yang berada di Malaka. kemiripan arsitektur kedua gedung tersebut menunjukkan kuatnya jalinan persaudaran dan kerjasama dari dua kerajan besar pada saat itu.

ISTANA RAJA ALI

Istana Raja Ali juga dikenal dengan Istana Kantor, karena fungsi bangunan ini selain sebagai rumah juga sebagai kantor Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau.

Komplek istana ini sangat besar, ukurannya sekitar no meter, dikelilingi oleh tembok tebal lengkap dengan pintu gerbang dibagian belakangnya. Keagungan istana ini masih dapat kita lihat sampai saat ini.

Setelah wafat, Raja Ali dikenal dengan Marhum Kantor.

MAKAM RAJA ABDURRAHMAN

Raja Abdulrahman adalah Yang Dipertuan Muda VII kerajaan Riau Lingga. Ialah yang membangun mesjid pulau Penyengat.

Pada masa pemerintahannya terjadi pengacauan oleh bajak laut, dan campur tangan pihak Inggris mempersulit kedudukan Raja Abdulrahman.

Raja abdulrahman wafat pada tahun 1843, dengan gelar post humousnya adalah Marhum Kampung Bulang. Makamnya terletak di atas sebuah bukit yang memaparkan pemandangan pada mesjid yang dibangunnya.

BENTENG PERTAHANAN BUKIT KURSI

Dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah, yang pada masa itu menjadikan pulau Penyengat sebagai benteng pertahanan yang ampuh pada perang riau di benteng ini masih dapat kita jumpai parit pertahanan dan meriamnya.



PERIGI PUTERI/PERIGI KUNCI

Bangunan mungil yang berbentuk unik beratap kubah setengah slinde ini merupakan tempat pemandian bagi kaum wanita terutama para puteri bangsawan kerajaan Riau-Lingga.




MAKAM RAJA ALI HAJI

Makam Raja Ali Haji berada satu komplek dengan makam Raja Hamidah Engku Putri. Raja Ali Haji sangat termashyur dengan karyanya Gurindam 12, yang berisi tentang petunjuk menjalankan kehidupan sehari yang bertujuan untuk membentuk akhlak mulia dan menegakkan ajaran agama Islam.

Berikut ini adalah Salinan GURINDAM 12 yang amat tersohor itu :


INI GURINDAAM PASAL YANG PERTAMA

Barang siapa tiada memegang agama

Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat

Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah

Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri

Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia

Tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat

Tahulah ia dunia mudharat


INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA

Barang siapa mengenal yang tersebut

Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang

Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa

Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat

Tiadalah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji

Tiadalah ia menyempurnakan janji

INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA

Apabila terpelihara mata

Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping

Khabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah

Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan

Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh

Keluarlah fi’il yang tidak senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat

Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki

Daripada berjalan yang membawa rugi


INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT

Hati itu kerajaan di dalam tubuh

Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah

Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir

Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela

Nanti hilang akal di kepala

Jika sedikitpun berbuat bohong

Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Tanda orang yang amat celaka

Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah

Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar

Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor

Mulutnya itu umpama ketor

Di manakah salah diri

Jika tidak orang lain yang berperi

Pekerjaan takbur jangan direpih

Sebelum mati didapat juga sepih


INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA

Jika hendak mengenal orang berbangsa

Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia

Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia

Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu

Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal

Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai

Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai


INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM

Cahari olehmu akan sahabat

Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru

Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri

Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan

Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi

Yang ada baik sedikit budi


INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH

Apabila banyak berkata-kata

Di situlah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka

Itu tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat

Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih

Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencat (mencacat?) orang

Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur

Sia-sia sajalah umur

Apabila mendengar akan kabar

Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan

Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut

Lekaslah segala orang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar

Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar

Tidak boleh orang berbuat onar


INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN

Barang siapa khianat akan dirinya

Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya

Orang itu jangan engkau percaya

Lidah suka membenarkan dirinya

Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar

Biar daripada orang datangnya kabar

Orang yang suka menampakkan jasa

Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

Kejahatan diri disembunyikan

Kebajikan diri diamkan

Ke’aiban orang jangan dibuka

Ke’aiban diri hendaklah sangka


INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan

Bukannya manusia yaitulah syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua

Itulah iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja

Di situlah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda

Di situlah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan

Di situlah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua(h) yang hemat

Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru

Dengan syaitan jadi berseteru


INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH

Dengan bapa jangan derhaka

Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat

Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai

Supaya boleh naik ke tengah balai

Dengan kawan hendaklah adil

Supaya tangannya jadi kapil


INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS

Hendaklah berjasa

Kepada yang sebangsa

Hendak jadi kepala

Buang perangai yang cela

Hendaklah memegang amanat

Buanglah khianat

Hendak marah

Dahulukan hujjah

Hendak dimalui

Jangan memalui

Hendak ramai

Murahkan perangai


INI GURINDAM PASAL YANG KEDUABELAS

Raja mufakat dengan menteri

Seperti kebun berpagarkan duri

Betul hati kepada raja

Tanda jadi sebarang kerja

Hukum adil atas rakyat

Tanda raja beroleh inayat

Kasihkan orang yang berilmu

Tanda rahmat atas dirimu

Hormat akan orang yang pandai

Tanda mengenal kasa dan cindai

Ingatkan dirinya mati

Itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata

Kepada hati yang tidak buta