"Welcome to my blog, sharing knowledge and information"

Rabu, 02 Desember 2009

Suku bangsa pengembara

Suku-Suku Bangsa Pengembara

Sejumlah suku bangsa di tanah air kita, seperti suku Dayak di pedalaman Kalimantan, merupakan penduduk nomaden. Mereka tidak menetap di suatu tempat pada waktu yang lama. Mereka berpindah-pindah mengikuti ladang terakhir yang baru dibuka.

Tahukah kamu di belahan dunia lain ada juga penduduk yang suka berpindah-pindah seperti suku Dayak? Bahkan, ada yang mengembara hingga melewati batas negara. Siapa saja mereka? Inilah beberapa diantaranya.



Gipsi
Suku bangsa Gipsi dapat kita temukan di berbagai belahan Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Mereka aslinya berasal dari India. Karena orang Eropa keliru menyangka mereka berasal dari Mesir,mereka dinamai Gipsi. Tapi, mereka menyebut diri mereka orang Roma. Bahasa sehari-hari mereka disebut bahasa Romani.



Badui
Jangan keliru! Badui ini beda dengan suku Badui di Jawa Barat. Arab Badui adalah suku bangsa pengembara di gurungurun pasir di Semenanjung Arabia. Mereka berpindah-pindah sambil menggembalakan domba dan hewan ternak lainnya. Mereka
hidup di tenda-tenda yang terbuat dari kulit kambing atau unta.



Lapp
Lapp adalah suku bangsa nomaden di Skandinavia bagian utara. Mereka hidup di wilayah yang meliputi sejumlah negara, yaitu Norwegia, Swedia, Finlandia dan Rusia. Wilayah tempat tinggal mereka disebut Sennoscundia.


Suku bangsa Lapp biasanya hidup berpindah-pindah mengikuti kawanan reindeer, yaitu binatang sejenis kijang. Mereka terkenal dengan pakaiannya yang berwarna-warni.



Masai
Masai adalah suku bangsa nomaden di Afrika Timur. Mereka hidup dengan mengembalakan ternak. Menginjak usia remaja, anak laki-laki meninggalkan keluarganya untuk berlatih berperang. Mereka tidak boleh menikah hingga selesai bertugas sebagai satria.

Senin, 30 November 2009

KTSP, Prestasi Belajar Siswa dan Ujian Nasional (UN)

KTSP ? Apaan tuh? Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tapi ada juga yang memplesetkan KTSP ini dengan KaTe SiaPe? Inilah kurikulum baru SMK dengan kulit baru, tetapi tidak semua isinya baru. Masalahnya masih banyak hal-hal lama yang masih dimasukkan, tentunya dengan membolak balikkan posisi dari dari A ke Z dan terkadang dari Z ke A.

Prinsip dasar dari Kurikulum ini adalah pencapaian kompetensi siswa pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan mata diklat pada setiap program. Sebenarnya Kurikulum ini baik kalau dilaksanakan sesuai dengan kaidah KTSP itu sendiri. Siswa menyelesaikan setiap kompetensi, kalau mereka kompeten maka mereka dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya. Kalau tidak maka mereka harus mengikuti kegiatan remedial dan ujian perbaikan. Remedial dan ujian perbaikan inilah yang saya anggap kelemahan dari Sistem KTSP ini. Mengapa ? Kalau kita hubungkan dengan minat belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan kurang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya, siswa merasa tidak menyesal apabila mereka dinyatakan tidak kompeten pada kesempatan ujian pertama. Mereka berfikiran, bahwa masih ada remedial dan ujian perbaikan walaupun mereka harus menempuh kegiatan ini berkali-kali. Sistem ini kok membuat mereka (para siswa) tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk lulus / kompeten pada kesempatan pertama.

Kemudian, hubungan Sistem Kurikulum KTSP dengan Ujian Nasional. (UN) Mengapa harus ada ujian nasional kalau sistem Kurikulum berbasis kompetensi yang termuat dalam KTSP sudah diberlakukan oleh pemerintah. Ini yang saya maksud kulit baru tapi isi lama. Prinsip dasarnya, kalau para siswa sudah dinyatakan kompeten di setiap standar kompetensi di setiap mata diklat yang sudah mereka jalani selama tiga tahun, tidak perlu lagi di adakan ujian nasional. Sistem pendidikan yang membingungkan, sistem baru ditetapkan tetapi sistem lama juga masih di jalankan. Entah lah ..........

Rabu, 01 April 2009

Warga Lebak Temukan Alquran dan Pedang Raksasa

Liputan6.com, Lebak: Warga Lebak, Banten, dihebohkan dengan penemuan sebuah Alquran kuno berukuran raksasa. Panjang Alquran itu mencapai 2,5 meter dan lebar 1,38 meter. Disamping Alquran juga ditemukan sebuah pedang dengan panjang 1.7 meter.Aneh tapi nyata, begitulah tanggapan warga yang datang menyaksikan keberadaan Alquran dan pedang raksasa di Masjid Assahadat, Desa Bojong Leles, Lebak, Banten. Tidak hanya karena ukurannya yang besar, tapi karena asal muasal kedua benda tersebut yang tiba-tiba saja ditemukan tergeletak di halaman masjid.Menurut keterengan pengelola masjid, Haji Dedi Yayat, Alquran dan pedang raksasa tersebut ditemukan tergeletak begitu saja tanpa diketahui pembawanya. Kondisi ini sempat membingungkan mengingat saat itu warga banyak yang berkumpul di masjid untuk memperbaiki tempat wudhu.Sejauh ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lebak dan sejumlah ulama tradisional telah memeriksa kandungan Alquran bersampul kulit unta tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui seluruh isi Alquran yang ditulis dengan tangan ternyata sesuai dan lengkap seperti yang lainnya.Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Alquran dan pedang tanpa pemilik tersebut kini disimpan di Masjid Assahadat dengan penjagaan polisi karena banyak warga yang berkunjung untuk melihat. Pengelola masjid sengaja membuatkan tempat khusus sebagai dudukan Alquran dan pedang.(IAN/Agus Faisal Karim dan Taufik Muharam)

Kamis, 05 Maret 2009

Guru ku
Guru, adalah profesi mulia diantara profesi-profesi lainnya. Mengapa tidak, dialah yang mencetak Sumber Daya Manusia handal untuk membangun negeri. Tetapi terkadang sungguh naif rasanya, profesi yang semulia ini tidak dianggap oleh orang kebanyakan. Profesi ini juga sudah bukan menjadi profesi yang di favoritkan oleh remaja saat ini. Kalau kita bertanya kepada mereka, : "apa cita-cita mu ? Mereka kebanyakan menjawab : mau jadi dokter, pengacara, insinyur, tentara, polisi, hakim, jaksa, dll. Tidak pernah atau jarang sekali terdengar dari mulut seorang remaja yang menyatakan " Cita-cita ku ingin menjadi Guru". Mengapa ? Apakah profesi ini sangat tidak menjanjikan dalam "Penghasilan" dibanding profesi-profesi lain. Apa jadinya bangsa ini jika kurang menghargai profesi ini ! Sementara negara-negara maju di dunia ini sangat menghargai Profesi Guru. Karena negara-negara maju ini sadar bahwa kekuatan yang mereka dapatkan saat ini adalah buah usaha dari guru di sektor pendidikan. Sadarlah wahai bangsaku, kapan kita mau maju kalau profesi yang satu ini di kucilkan. Sudah saatnya kita memberikan penghargaan yang tinggi dalam kenyataan, bukan simbolik belaka.